Sabtu, 15 April 2017

Dialog...


"Wahai hati nurani, apa yang tengah kau rasakan saat ini ?"
"Bahagia.. Sungguh bahagia"
"Mengapa bisa engkau bahagia ? Bukankah setiap kali engkau merasakan jatuh cinta, engkau selalu saja terjatuh ke lubang yang dalam. Kulihat tidak pernah sekalipun kamu merasakan manisnya cinta."
"Justru karena itulah, aku bisa belajar untuk menghargai yang namanya 'perasaan', serta makna sebuah kesetiaan dan rasa kasih sayang yang kelak akan kudapatkan, suatu saat nanti..."

"Wahai hati nurani, apa yang tengah kau rasakan saat ini ?"
"Bahagia.. Sungguh bahagia"
"Mengapa bisa engkau bahagia ? Bukankah sering terjadi keributan di dalam keluargamu ? Bahkan, kulihat hampir tidak ada suasana damai dan kasih sayang dirumahmu."
"Justru dari sinilah, aku bisa belajar bagaimana menumbuhkan nuansa kasih sayang dan kedamaian dalam rumah tangga yang akan kubangun kelak"

"Wahai hati nurani, apa yang tengah kau rasakan saat ini ?"
"Bahagia.. Sungguh bahagia"
"Mengapa bisa engkau bahagia ? Bukankah saat ini engkau tidak bisa menikmati masa mudamu ? Masa kuliah yang seharusnya bisa kau nikmati dengan berorganisasi, berdiskusi, berprestasi, bahkan hingga melancong ke luar negeri, eh tidak bisa kau nikmati karena suatu tuntutan. Memang benar, kau unggul dalam pelajaran. Namun sejatinya dalam berbagai hal, kini engkau tertinggal jauh dengan teman - temanmu."
"Karena dari sinilah aku belajar, bagaimana menghargai sebuah kesempatan, serta belajar bagaimana aku menemukan kebahagiaan yang mungkin lebih besar melalui jalan yang lain."

**

Berjam - jam ku merenung di kamarku yang sangat dingin. Jarum jam yang telah menunjukkan pukul 23.00 tak kuhiraukan. Kantuk yang sejak tadi telah menyerang, kini telah sirna. Jarang - jarang diriku memiliki kesempatan untuk merenung sebelum tidur. Apalagi penyebabnya jika bukan karena mata kuliah, ditambah tugas dan quiz yang benar - benar menguras tenagaku. Dua puluh tiga SKS yang kuambil semester ini, ternyata tidak sesederhana yang kufikirkan.

Dialog,.. ya dialog. Tidak hanya bisa dilakukan antara 2 orang atau lebih saja. Dialog dengan hati nurani pun dapat dilakukan. Bahkan, di salah satu buku motivasi yang pernah kubaca, salah satu hal yang menjadi kebiasaan orang - orang sukses adalah merenung / berdialog dengan hati nuraninya sebelum tidur ; "Bagaimana diriku hari ini, lebih baikkah ? Atau bahkan lebih buruk dari kemarin ?" , "Kebermanfaatan apa yang sudah aku lakukan hari ini ? Better or Worst ?" , "Kebdohan apa saja yang sudah aku lakukan hari ini ?". Begitulah renungan - renungan yang mereka lakukan.

Apakah aku bisa melakukan apa yang telah mereka lakukan ? Apakah bisa aku mewujudkan kebahagiaan itu melalui jalan yang lain ?

...( Bersambung )...