A’uudzubillahiminassyaithaanirrajim…
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillaahi
rabbil ‘aalamiin…
…..
Hayoo,
siapa sahabat Rasulullah SAW yang kaya raya, yang selalu menafkahkan hartanya
untuk keperluan perang Rasulullah ? Ada yang bisa jawab ?
Saya
buu…
Nggakmauu,
aku dulu yang jawab … aku tau jawabannyaa !!
Nggak,
pokoknya aku..
Sudah
– sudah , nggak boleh rebutan yaaa. Nanti masing – masing boleh jawab..
Siapa
Nabi yang tidak punya Ayah ??
Saya
mau jawab Bu. Nabi Adam dan Nabi Isa
Yaa,
pinterrr…
Suasana pagi yang mendung, yang
umumnya menggodaku untuk melanjutkan tidurku ba’da shalat shubuh, namun tidak
demikian dengan pagi ini. Udara pagi yang dingin, serta hujan yang mulai turun
rintik – rintik, tidak menyurutkan langkahku untuk berangkat ke kampus hari
ini. Bukan untuk kuliah, namun untuk menghadiri mentoring bersama kedua orang
sahabatku ; Maulana dan Wawan.
Seperti biasa, suasana Masjid
Manarul Ilmi ITS atau yang biasa disebut MMI tidak pernah sepi pada hari Sabtu maupun
Minggu. Selalu dipenuhi oleh anak – anak kecil yang belajar mengaji, mengikuti
liqo’ ( pengajian kelompok / mentoring ), ataupun hanya sekadar bermain – main
di dalam Masjid. Keceriaan anak – anak kecil tersebut semakin memperindah
suasana pagi ini. Tidak hanya anak – anak kecil saja, namun MMI dipenuhi pula
oleh Bapak – bapak dan Ibu – ibu. Terlihat pula beberapa anak kecil sedang muraja’ah atau menghafal Al – Qur’an bersama
dengan Ayah mereka.
***
“ Ul, entah mengapa setiap aku ke manarul hari Sabtu ato minggu, kok
semacam dapet inspirasi gini ya “
“ Kenopo Akh ? Ya itulah Masjid. Senantiasa memberikan kesejukan setiap
kali kau memandangnya. Apalagi jika engkau berdiam di dalamnya. “
“ Bukan itu Akh. Aku sering ngebayangin. Seneng ya punya keluarga kayak
mereka – mereka yang setiap sabtu minggu sering ke manarul sekeluarga. Bahkan
aku liat ayah sama anaknya hafalan bareng. Ato ke masjid bareng istrinya. Kok
rasanya ini so sweet banget ya kalo menurutku.”
“ Uwes Akh. NDANG BUDAL !!! ”
“ Opo se hahahaha “
Kami berdua pun tertawa lepas
sembari berjalan meninggalkan masjid ba’da dhuhur. Ya, topik pembicaraan
tentang “nikah”, “istri”, “anak”, “keluarga” seakan menjadi topik yang tiada
habisnya untuk dibahas. Selalu ada yang menarik, selalu ada inspirasi, serta
selalu ada semangat di dalamnya, semangat untuk meningkatkan kualitas diri.
Betapa keluarga yang Islami, serta Sakinah Mawaddah Wa Rahmah Wa Da’wah selalu
menjadi impian setiap manusia, namun tentu mewujudkannya tidak mudah.
“ Jawaben pertanyaanku Akh. Kapan atene budal ? “
Pertanyaan Maulana yang tak
kuduga – duga kembali mengejutkanku. Sudah tidak perlu kutanyakan lagi, apa makna
“ budal ” yang disebutkan oleh
kawanku ini. Sudah tahu sama tahu. Aku hanya tersenyum, lalu menjawab lirih.
“ Inshaallah di waktu yang tepat, Akh. Ilmuku belum cukup, dan masih
banyak yang harus kupersiapkan Akh. “
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar