“ Allahuakbar … “
Suara
Imam shalat tarawih di masjid pun mengejutkan telingaku, ketika aku tengah
mengerjakan shalat tarawih berjama’ah. Aku yang sedari tadi melamun tentu saja
tersentak kaget, lalu kuikuti gerakan sujud Imam. Hari ini memang terasa tidak
biasa bagiku, karena hari ini adalah saat – saat mendebarkan , dimana hasil
kerja kerasku selama ini akan diumumkan hasilnya esok hari !
Bagaimana
tidak berdebar – debar ? Saat SBMPTN kemarin saja, aku hanya mengisi 3 soal di
matematika IPA, 5 soal di mata pelajaran biologi, sedangkan teman – teman yang
pada saat itu se ruangan denganku sempat kulihat mereka mengisi lebih banyak
dariku. Sedih, galau, stress, takut bercampur aduk menjadi satu di dalam
fikiran ini.
“
Nak, gimana kalau kamu nanti nggak diterima ?? “
“
Nggak usah takut masuk swasta Nak, toh tahun depan masih bisa ikut lagi . “
“
Banyak kok teman mama yang di swasta juga bisa sukses…. “
Ucapan
– ucapan yang terlontar oleh ibuku sedikit mengusik kepercayaan diriku, namun
memang benar adanya. Pada kenyataannya, universitas swasta juga tidak sejelek
yang orang – orang fikirkan selama ini jika kita telaah lagi. Malahan, dosen –
dosen dari universitas swasta jauh lebih memperhatikan mahasiswa dalam proses
belajarnya. Tetapi yang mengganjal fikiranku sejak tadi ialah bagaimana jika
ketika lulus aku sulit mencari kerja, hanya lantaran statusku sebagai lulusan
swasta ? Selain itu, mengapa orang tuaku bisa kuliah di PTN, sedangkan aku
tidak, padahal orang tuaku sudah banyak memfasilitasiku selama ini dan dulu
orang tuaku kurang mendapatkan fasilitas yang memadai dari kakek nenekku ? Lalu
apa artinya pengorbanan orang tuaku selama ini, yang sudah membiayai les ku
yang mahal ? Kurenungkan pertanyaan – pertanyaan batin tersebut sembari
beristighfar.
Tak
terasa sudah pukul 12.00 siang. Beredar info dari kawan – kawanku bahwa ada
situs yang menyediakan informasi tembusan hasil SBMPTN, padahal yang resmi baru
bisa dibuka pukul 17.00. Tanpa basa – basi langsung saja kubuka situs tembusan
tersebut.
“ MAAF, ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS SBMPTN
2014 ! “
Melihat
tulisan itu, aku pun terkejut. Badanku pun menjadi lemas seketika, sementara
tanganku terdiam sejenak. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak
tahu harus menangis, berteriak, ataupun membisu karena kabar buruk ini. Saat
itu Aku amat yakin bahwa situs tersebut menampilkan hal yang benar, mengingat
saat mengerjakan soal kemarin Aku kurang yakin dengan jawabanku. Langsung
kumatikan komputer, lalu aku merebahkan badanku di kasur. Kuambil handphone
yang sejak tadi bergetar, ternyata ada pesan masuk. Kawan – kawanku merasakan
hal yang sama denganku, galau. Namun mereka belum membuka situs tembusan
tersebut lantaran masih belum siap mental. Ya Allah, apakah benar hambamu ini
memang tidak ditakdirkan untuk lulus di SBMPTN ini ? Apakah saking besarnya
dosaku Ya Allah, sehingga aku tidak pantas mendapatkan salah satu dari 2
almamater yang telah kupilih kemarin ? Apakah selama ini usahaku belajar pagi
siang sore dan malam hanya terbayarkan oleh ucapan “Maaf” dari panitia ? Ya
Allah, dekap lah aku dalam pelukanmu. Kuatkanlah iman, mental, dan motivasi hambamu
yang lemah ini Ya Allah, desisku dalam hati. Aku memutuskan untuk tidak
memberitahu orang tuaku terlebih dahulu, karena Aku masih mengharapkan ada
perubahan data dan keajaiban di situs yang asli.
Tepat
30 menit sebelum berbuka puasa, aku sudah siap di depan komputerku menanti
pengumuman. Sudah kupasrahkan segala hasilnya kepada Allah, Maha Pemberi
Rezeki. Aku hanya memohon agar diberikan yang terbaik. Jikalau aku memang
diterima, Alhamdulillah. Jikalau tidak diterima, aku hanya memohon agar
diberikan ketabahan, keikhlasan, serta mental yang kuat untuk berjuang di jalur
selanjutnya. Perlahan kumasukkan nomor peserta dan tanggal lahir ke situs
tersebut. Dan………………………………
“ SELAMAT, ANDA DINYATAKAN LULUS SBMPTN 2014.
DITERIMA DI : TEKNIK KIMIA – INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER ! “
Subhanallah,
engkau masih membukakan jalan untukku agar bisa kuliah di Perguruan Tinggi
Negeri favorit Ya Allah. Memang benar adanya, engkau tidak akan sekali – kali
mengingkari janjimu. Engkau tidak akan pernah sekalipun mendzalimi makhlukmu
yang lemah ini. Engkau masih mau mendengar do’a hambamu ini, hambamu yang
hidupnya dipenuhi oleh dosa – dosa. Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahuakbar !!
Ditengah
kegembiraan itu, sayup – sayup aku mendengar suara Qiro’ah dari speaker masjid
dekat rumah, yang membuatku tersenyum haru.
" Fabiayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan , Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar