Assalamu’alaikum
warahmatullah…
Assalamu’alaikum warahmatullah…
Segera kulipat sajadah merahku setelah kupanjatkan dzikirku dan do’aku
kepada Sang Maha Pencipta. Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00. Kupastikan
kembali peralatan ujianku, dokumen pendaftaran, berkas – berkas identitas, dan
tak lupa kartu peserta kuperiksa kembali di tas hitamku. Syukurlah semuanya
tidak tertinggal, lengkap sudah di dalam tas. Selepas itu semua, kurebahkan
badanku di kasur empukku, kasur yang kurang lebih selama 4 tahun sudah berdiam
diri di dalam kamar ini. Kupandangi seisi kamar. Tiba-tiba handphone ku
berdering. Spontan saja kunyalakan handphone ku, ternyata SMS dari operator. Seketika
itu, aku tertuju pada sesuatu di handphone ku, sesuatu yang membuatku termenung
sesaat. Sesuatu yang ketika kupandangi seakan berbicara padaku.
Ingatkah
saat saat ketika dirimu bersemangat mengerjakan ratusan soal try out SBMPTN sambil
membayangkan diriku ? Ingatkah saat saat ketika energi positif mengalir dalam
dirimu setiap kau mendengar namaku ? Ingatkah dirimu ketika tubuhmu bergetar,
bibirmu yang tersenyum lebar, serta lisanmu yang terus mengucap “Bismillah Aku
Bisa !” saat kau berfoto bersamaku ? Ingatkah ketika kau biasa memejamkan
matamu sejenak sebelum berangkat ke sekolah tercinta, lalu kau membayangkan
,diriku akan berada dalam genggamanmu dan bakal menjadi identitasmu kelak ? Ya,
aku mengingat semuanya, jawabku dalam hati. Foto – foto lama di handphone ku
seakan berbicara padaku. Foto – fotoku saat di ITB, fotoku saat mengenakan jas
almamater ITB, dan banyak lagi yang bernamakan ITB menumpuk dalam handphoneku.
Jika
dirimu bisa mendengar jawabku ini wahai kampus impianku, maafkan aku. Aku memang
mencita – citakanmu. Namun, aku menyadari bahwa disinilah salah satu titik
lemahku. Aku memang belum berani menjatuhkan dirimu sebagai pilihanku di SBMPTN
ini, lantaran aku menyadari sesuatu. Aku menyadari seberapa jauh diriku mampu
melangkah, seberapa kuat diriku menapaki lika liku kehidupan seorang pelajar,
seberapa besar kapasitasku saat ini. Aku menyadari bahwa aku belum mampu
memilihmu detik ini. Apapun yang akan kudapatkan nanti, pasti itu yang terbaik.
Sebersit salam perpisahan terucap
dalam lubuk hatiku yang terdalam.
Sayonara ITB …..
:')
~ Ditulis dalam kesendirian saat malam menjelang pelaksanaan SBMPTN 2014 ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar