Sabtu, 06 Agustus 2016

Cinta, Kebahagiaan atau Kehancuran ?


Kupu - kupu cinta....
Terbanglah tinggi menuju jalannya...
Hinggaplah engkau di bunga yang indah...
Terbang bersama hembus angin cinta...

Ya Illahi Robbi...
Tiada lain hanyalah namamu...
Satukan cinta ini dalam bingkai...
Untaian ridhomu...

( Sigma - Kupu Kupu Cinta )

***

Melankolis, sebutan bagi seseorang yang sangat mudah hanyut terbawa perasaan, seseorang yang benar - benar memaknai "kasih sayang" begitu dalam, seseorang yang jiwanya tenang bak air mengalir, seseorang yang diam seribu bahasa manakala berhadapan dengan yang bernama "cinta", namun seakan memiliki sejuta untaian kata untuk menuliskannya diatas kertas....

Cinta, seakan memiliki episode yang tiada habisnya untuk diputar, karena akan selalu ada hal yang unik didalamnya. Manis, pahit, semua bercampur jadi satu. Manisnya cinta tidak akan bisa dirasakan tanpa merasakan pahit. Bahkan, seribu satu kata pun belum cukup untuk mendeskripsikan "cinta" seutuhnya, mungkin seperti itu yang sering dibilang para pujangga. Manis cinta seorang Romeo dan Juliet, harus diakhiri dengan pahitnya peristiwa dimana hidup mereka berdua harus berakhir dengan cara yang sangat tragis, bunuh diri demi memperjuangkan cintanya. Manis cinta Kahlil Gibran dan May Ziadah, pun harus berakhir dengan kepahitan dimana mereka tak pernah bertemu satu sama lain hingga akhir hayat. Bahkan, manis cinta Baginda Rasulullah SAW dan Ibunda Siti Khadijah, tidak luput dari peristiwa yang sangat pahit, yakni wafatnya Ibunda Siti Khadijah mendahului Baginda Rasulullah SAW, yang menyisakan duka mendalam di lubuk hati beliau...

Cinta, dalam beberapa detik saja mampu berubah menjadi suatu kebahagiaan. Tetapi bukan tidak mungkin, cinta itu bisa menjadi kehancuran bagi kita sendiri jika kita tidak bersikap bijak terhadapnya. Sudah tidak terhitung banyaknya perceraian yang terjadi di negara kita ini, lantaran disebabkan oleh permasalahan yang beragam pula. Bermula dari ketidakselarasan visi berkeluarga, ketidak mampuan menerima kekurangan pasangan, bahkan berujung pada perselingkuhan yang didasari oleh lemahnya Iman, Na'udzubillah. Namun, tidak sedikit jumlahnya pasangan insan yang "sukses" dalam membina bahtera rumah tangganya, saling mencintai karena Allah, dimana mereka selalu melibatkan Allah SWT dan hati nurani dalam menyelesaikan berbagai masalah rumah tangga, dimana mereka senantiasa berusaha saling melengkapi, dimana mereka berhasil membina anak - anaknya menjadi pribadi yang shalih shalihah, berbakti pada orang tuanya, serta menjadi pribadi yang sukses baik dunia maupun akhirat...

Lalu bagaimana mewujudkan "cinta yang membahagiakan" itu ? Hal pertama yang harus difahami terlebih dahulu adalah pernyataan berikut :



*CINTA ADALAH SEBUAH HADIAH*

Kita semua, sudah sepantasnya sadar bahwa cinta adalah sebuah hadiah, sebuah kado yang telah Allah SWT berikan kepada kita, serta yang Allah SWT titipkan kepada orang yang kita cintai. Ibaratnya, kita mendapat kiriman hadiah dari Allah yang dikirimkan melalui kurir, maka kepada siapa kita seharusnya berterimakasih untuk pertama kalinya? Jawabnya tentu Allah. Jika jalan fikiran kita benar, maka seharusnya kita tidak akan mengambil tindakan tindakan bodoh yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, apalagi jika kita berkata bahwa semua yang dilakukan atas nama cinta.

Semakin kita dicintai dan mencintai orang yang anda cinta, maka seharusnya anda semakin bersyukur dan semakin berterimakasih kepada Allah, semakin dekat dengan Allah, dan tentunya semakin mencintai Allah, bukan justru semakin melupakan-Nya.

" Dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan kepada apa - apa yang diingini, yaitu : wanita - wanita, anak - anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang - binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah - lah tempat kembali yang baik ( surga ). "
( Q.S Ali - Imran [3] : 14 )

***

Semoga bermanfaat dan bisa menjadi sarana bagi kita semua untuk bermuhasabah.
:)

Sumber : http://www.cinta009.com/2013/10/renungan-cinta-dalam-islam.html