Kamis, 31 Desember 2015

2016 Will Coming, Sudah Ngapain Aja ??


"Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar - benar berada dalam kerugian, kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran" ( Q.S Al - Ashr 1 - 3 )

Holaaaa, apa kabar nih temen - temen ? Waktu terasa begitu cepat yaa, tau - tau udah mau ganti taun aja, padahal rasanya baru aja kemarin 2015, eh sekarang uda mau 2016 hehe. Perayaan tahun baru ibarat menjadi sebuah tradisi yang selalu dilakukan. Banyak dari kalangan muda yang merayakan tahun baru ini dengan pesta kembang api, hang out bareng temen, BBQ - an alias bakar - bakar, dan masih banyak lagi hura - hura yang dilakukan pada umumnya. Memang sangat menyenangkan. Siapa coba yang tidak suka seru - seruan bareng teman ? Kapan lagi coba momen seru - seruan bareng teman kalo nggak waktu tahun baruan, hehe ??

Tetapi saudaraku, mari kita renungi bersama - sama. Seberapa bermanfaatkah kegiatan hura - hura yang telah kita lakukan itu ? Bukankah sebetulnya lebih baik jika menjelang tahun baru, kita justru menggunakan waktu kita untuk lebih banyak ber-Muhasabah ? Merenungi segala kesalahan kita di waktu lalu, memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang kita lakukan di masa - masa lalu kita. Bukankah kita semua sudah sering mendengar istilah time is money , dimana waktu itu benar - benar sangat berharga layaknya uang ? Yakinkah kita semua bahwa tahun 2016 nanti kita masih bisa bernafas dan berdiri tegak seperti sekarang ini ? Sempatkah kita bertaubat atas segala kesalahan kita ?

Sudah ngapain aja kita selama setahun ini ? Jikalau memang sudah banyak yang kita lakukan, mari kita fikirkan lagi, apakah yang sudah kita lakukan ini bermanfaat untuk orang - orang di sekitar kita ? Apakah justru yang kulakukan ini lebih banyak mendatangkan kemashlahatan, atau justru kemudhorotan ? Seberapa sering kita berkarya ? Lalu mari kita renungi pula kualitas ibadah yang telah kita lakukan selama setahun ini. Seringkali kita berdo'a kepada Allah untuk meminta sesuatu, seringkali kita meminta Allah mengabulkan do'a kita. Namun sudahkah kita memberikan yang terbaik kepada Allah melalui ibadah - ibadah kita ? Sudahkah kita niatkan ibadah - ibadah tersebut lillahi ta'ala ?

Saudaraku, yang namanya khilaf dan dosa itu wajar jika kita lakukan, karena memang hakikatnya kita sebagai manusia itu tempatnya salah dan dosa. Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Namun yang menentukan adalah bagaimana kita menyikapi itu semua. Akankah kita hanya meratapi itu semua ? Akankah kita berusaha untuk berbenah dan meningkatkan kualitas diri kita, walau selangkah demi selangkah ? Atau bahkan, kita sama sekali tidak peduli dengan kekhilafan dan dosa yang pernah kita lakukan ? Well, it depends on your self. Allah pun sudah menjelaskannya dalam Q.S Ar-Ra'd ayat 11 :

"..Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya ; dan sekali - kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Seburuk apapun diri kita di waktu lalu, sebesar apapun dosa yang sudah kita lakukan, namun apabila kita benar - benar mau berusaha untuk berbenah diri dengan niat yang tulus lillahi ta'ala, inshaallah Allah akan memberikan jalan. Lho, apa nggak sulit buat berubah ? Memang terkadang itu sulit, sehingga harus dilakukan secara step by step namun istiqamah ( ajeg / konsisten / kontinyu ). Namun percayalah, bahwa segala sesuatu yang menurut kita sulit bukan berarti tidak bisa kita kerjakan, namun usaha kita lah yang harus kita lebihkan untuk menghadapi kesulitan tersebut, sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286 :

"Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala ( dari kebajikan ) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya..."

Tahun baru, identik dengan semangat baru, visi yang baru, motivasi hidup yang baru, serta yang tidak kalah pentingnya adalah target - target baru. Mau ngapain aja sih kita tahun 2016 nanti ? Apa aja sih yang harus kita perbaiki dari diri kita ? So, ayo kita bikin resolusi kehidupan kita di 2016. Gak perlu muluk - muluk kok jika memang diri kita kesulitan buat menuhinnya, karena percuma juga kita bikin target tinggi - tinggi, tapi nggak istiqamah dalam mengamalkannya. Allah pun lebih menyukai amalan yang dikerjakan sedikit - sedikit tetapi kontinyu, dibandingkan dengan amalan dikerjakan banyak tetapi kurang kontinyu. Cobalah dari hal - hal sederhana, misalnya : di tahun 2016 nanti, aku pengen bisa baca Al - Qur'an minimal 5 ayat / hari, aku pengen bisa baca 10 lembar buku bacaan / hari, aku pengen bisa hafal 1 hadits / minggu , dst. Tuliskanlah target - target yang bisa memberikan energi positif buat kita kedepannya, manakala kita nanti kehilangan semangat, low motivation, dan tentunya target - target yang bermanfaat buat diri kita kedepannya.

So, what you are waiting for ? Let's make our new resolution !!


Surabaya, 31 Desember 2015 ; 21.46



-Dalam Sebuah Perenungan Menjelang Tahun Baru-


Selasa, 29 Desember 2015

Your Future Ali...


Alkisah ketika Ali dan Fatimah telah menikah, Fatimah pun berkata kepada Ali, "Wahai suamiku, tahukah kamu bahwa sebetulnya sebelum aku menikah denganmu, ada lelaki yang telah kucintai terlebih dahulu ?". Mendengar penuturan istrinya ini, Ali pun seketika amat kecewa. "Jika boleh aku tahu, siapakah lelaki itu ?" Ali pun bertanya kepada istrinya. Lalu dengan tersenyum Fatimah pun menjawab, "Ketahuilah, bahwa lelaki itu adalah dirimu, wahai suamiku"....

Ketika kubaca cuplikan kisah tersebut, aku pun tersenyum. Terbayang olehku betapa senangnya hati Ali bin Abi Thalib tatkala mendengar penuturan istrinya tercinta yang begitu mengejutkan. Wanita yang selama ini dicintainya dalam diam, ternyata menjadi penggenap separuh agamanya. Nama yang selalu disisipkan dalam setiap untaian tasbih dan sujudnya, kini menjadi nama yang telah terukir sempurna di dalam hatinya. Teringat pula cerita yang tidak kalah mengharukannya yang pernah kubaca tentang Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad, manakala Fatimah dilamar oleh 2 orang sahabat Rasulullah SAW ; Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab, yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya, kedekatannya dengan Allah, kepemimpinannya, serta kegigihannya dalam dakwah. Abu Bakar Ash-Shiddiq, dengan kekayaannya yang melimpah dan berulang kali menyumbangkan sebagian besar hartanya di jalan Allah, serta yang kedermawanannya tidak diragukan lagi. Umar bin Khattab, dengan ketegasan dan kegigihannya selama menjadi khalifah pada masa itu, serta kecintaannya yang sedemikian besar kepada Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW menolak lamaran kedua sahabatnya tersebut. Kubayangkan betapa sedih dan hancurnya hati Ali bin Abi Thalib mendengar kabar tersebut, karena pada saat itu Ali bukanlah apa - apa jika dibandingkan dengan kedua sahabat Rasulullah tersebut....

Nothing proves that you're really love someone, until you mention their name in your pray. Mencintai akan terasa lebih menentramkan, ketika engkau menyebut nama orang yang kau cintai dalam setiap untaian tasbihmu dan benar - benar menjaga hatimu..

Akankah kubisa menjadi sosok "Ali bin Abi Thalib" masa kini yang benar - benar bisa menjaga hati dan mencintai sosok "Fatimah binti Muhammad" dalam diam ?? Mampukah diriku menjadi sosok "Ali"mu yang bisa menjadi imam bagi sosok "Fatimah"ku yang saat ini masih dirahasiakan oleh-Nya ???

"Well, waktu lah yang akan menjawab dan aku hanya bisa berusaha", gumamku sembari berusaha memejamkan mataku untuk berpetualang ke alam mimpi...



Surabaya, 30 Desember 2015, 10.52

Minggu, 20 Desember 2015

Ketika Hati Harus Memilih


Ya Allah, jagalah (fulanah) agar tetap senantiasa berada di dalam lindunganmu...
Jagalah dirinya untukku, dan jagalah diriku untuknya...
Ya Allah, tambatkanlah hatiku kepada wanita yang tepat...
Wanita yang kelak mampu meningkatkan rasa cintaku kepadamu...
Wanita yang shalihah, serta yang mau menerimaku apa adanya...
Ya Allah, jikalau (fulanah) adalah yang terbaik untukku..
Mudahkanlah jalan kami..
Dekatkanlah hati kami...
Serta satukanlah kami kelak dalam ikatan pernikahan yang suci dan halal...
Namun jikalau (fulanah) bukan yang terbaik untukku...
Maka berikanlah hamba ketabahan, dan gantilah dengan yang lebih baik...

Ya, do'a itulah yang tak henti-hentinya kupanjatkan setiap hari diriku menjalani kehidupan. Entah dalam sujudku, dalam tasbihku, bahkan dalam setiap perenunganku. Aku pun tidak tahu kenapa sebabnya, namun do'a itulah yang menentramkan hatiku tiap kali aku merindukan seseorang. Sahabatku yang selalu menjadi inspirasi ku, Itqon, mengajarkanku untuk berdo'a demikian manakala hatiku gelisah. "Kegelisahan itu wajar ketika dirimu mencintai seseorang, karena siapapun yang kelak menjadi teman hidup kita sampai matipun masih dirahasiakan. Kitapun tidak bisa menyikapi kegelisahan tersebut dengan cara - cara yang tidak dibenarkan pula dalam agama, karena Islam sendiri pun mengajarkan kita untuk menjaga pandangan dan menjaga hati", mungkin inilah inti dari apa yang sahabatku sampaikan pada saat itu.

Akupun faham tentang itu. Tentang menjaga hati, menjaga pandangan, dan menjaga hawa nafsu tentunya. Tetapi entah mengapa godaan syaitan yang menimpaku saat ini terasa lebih berat dibandingkan dahulu kala. Sesuka apapun aku pada seorang akhwat, aku masih bisa menjaga diri dan hatiku. Namun mengapa disaat aku menyukai seorang akhwat pada saat ini, seringkali kegelisahan menimpaku, bahkan kegelisahan yang benar - benar tidak jelas datangnya dari mana.

Ada apa ini ? Seringkali aku bertanya - tanya dalam hati, inikah yang namanya perasaan sayang ? Inikah yang membedakan antara rasa ketertarikan dan rasa sayang ? Inikah yang dinamakan dengan perang hawa nafsu, dimana seringkali dikatakan oleh guru ngajiku bahwa perang inilah yang jauh lebih dahsyat daripada perang badar ? Aku pun kembali teringat perkataan kawanku, Itqon, tadi malam yang membuatku agak sedikit tertohok, "Syaitan itu menggoyahkan iman manusia melalui 3 perantara ; Harta, Takhta, dan Wanita. Namun menurutku pribadi, godaan melalui Wanita inilah yang bener - bener kuat.".

Aku pun teringat kembali perkataan temanku satu organisasi di ITS, Haryo, ketika kami bertemu di acara PSI 2 yang tidak kalah membuatku tertohok kembali ketika aku mengingatnya, "Sesuka - sukanya kamu sama lawan jenis, tapi jangan mau lah kalah sama yang namanya perasaan. Kalo kamu gampang gelisah kayak gini, trus kamu terlalu takut buat kehilangan akhwat yang kamu sukai sekarang sampe - sampe kamu mikirin itu berlebihan, berarti kamu kalah sebelum bertempur."

Cinta itu memang fitrahnya manusia, karena cintalah suatu ukhuwah dapat terbangun. Karena cintalah, dunia ini bisa terasa nyaman dan tentram. Namun ketika kita menempatkan cinta itu di posisi yang salah dan kita tidak bisa bijak mengelolanya, maka cinta tersebut akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Cintailah seseorang karena Allah, agar dirimu merasa tentram dan tidak gelisah. Ketika rasa cinta kita kepada seseorang itu semakin meningkatkan keimanan kita kepada Allah, kualitas ibadah kita, serta kualitas pribadi kita, maka itulah yang dinamakan mencintai karena Allah.

Ketika hati harus memilih...
Mencintai seseorang karena Allah dalam diamku...
Atau mencintai seseorang dengan hawa nafsu...
Pastilah setiap orang berakal memilih yang pertama...
Namun ketika dihadapkan pada realita...
Akankah kita tetap istiqomah dengan pilihan kita yang pertama...
Atau justru hati kita tergoyahkan...

Suasana malam yang benar - benar tenang dan syahdu, benar - benar membawa alam fikiranku pada perenungan ini. Belum mampu untuk kujawab syair diatas, meski sudah berulangkali kutuliskan ke dalam buku catatanku. Namun kugoreskan tekad dalam hati ini, aku akan terus berusaha untuk memilih yang pertama....


Surabaya, 20 Desember 2015 ; 18.10



Dalam sebuah perenungan

Jumat, 18 Desember 2015

Pont des Arts, I'll Coming !!!



Dia-lah yang Menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu ( kembali setelah ) dibangkitkan 
( Q.S Al-Mulk 15 )

"Dan, Syahdan, ada rencana buat mengembara ke luar negeri ?" tanya Mas Bram, mentorku, yang membuatku tersadar seketika dari lamunanku sejenak. Belum sempat aku menjawab pertanyaan Mas Bram, temanku Irham sudah keburu nimpalin, "Haha, nek Syahdan pengen nak Perancis iki mas. Bener toh Dan ?". Aku pun mengangguk pelan sembari menjawab dan tersenyum. "Hmmm, bismillah doakan yang terbaik aja yaa. Aamiin hehe". 

Akupun merenung. Ya, memang benar bahwa Perancis memang negeri yang aku impikan untuk kukunjungi di masa depan. Di Perancis, lebih tepatnya di kota Paris, suasana romantisme benar - benar terasa menurutku jika aku membaca di novel - novel. Aku sangat terinspirasi oleh film 99 Cahaya di Langit Eropa yang bercerita tentang bagaimana kehidupan masyarakat Islam di negara - negara eropa dan bagaimana budaya - budaya disana, lalu novel trilogi Negeri 5 Menara yang menceritakan kisah 5 orang santri di Pondok Pesantren yang masing - masing akhirnya bisa berkeliling dunia karena mereka semua berani bermimpi tinggi, serta mengamalkan 3 mantera sakti dalam meraih mimpinya ; Man Jadda Wa Jadda, Man Shabara Zhafira, Man Sara Ala Darbi Washalla. Bahkan aku pun teringat syair milik Imam Syafi'i yang hingga saat ini senantiasa terngiang - ngiang dalam fikiranku :

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman...
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang...
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan...
Berlelah - lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang...
Aku melihat air menjadi rusak karena diam dan tertahan...
Jika mengalir kan menjadi jernih, jika tidak kan keruh menggenang...
Singa jika tak tinggalkan sarang maka tak akan dapatkan mangsa...
Anak panah jika tak tinggalkan busurnya maka tak akan kena sasaran...
Jika matahari di orbitnya diam dan tiada berputar...
Tentu manusia bosan padanya dan enggan tuk memandang...
Bijih emas bagaikan tanah biasa manakala tidak digali dari tambang...
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa di dalam hutan...

Pont des Arts, salah satu tempat impianku yang ingin kukunjungi ketika kelak aku pergi ke Paris, tentunya bersama istriku tercinta nanti *eaaa :)). Menurut cerita - cerita yang sering kudengar, pasangan yang memasang gembok berukirkan nama mereka berdua di jembatan tersebut lalu membuang kuncinya ke sungai, cinta mereka akan abadi. Namun aku faham bahwa itu hanya mitos belaka, karena sesungguhnya Allah lah yang mampu menghadirkan serta menjaga rasa cinta di dalam hati, dan cinta itu datangnya dari Allah...

"Oh iya adek - adek, coba lihat ini deh Q.S Al-Mulk ayat 15. Jadi disini, Allah berfirman bahwa sebenarnya bumi kita ini mudah untuk dijelajahi. Pergi ke luar negeri itu mudah, asalkan kalian ada niat dan bersungguh - sungguh. Jadii, buat kalian - kalian yang masih beranggapan pergi ke luar negeri itu impossible, so kalian berarti mengingkari ayat ini." seru Mas Bram sembari menunjukkan Al-Qur'an yang dibawanya kepada kami bertiga ; aku, Irham, dan Iim. Kami bertiga pun akhirnya sama - sama terdiam dan merenung, entah apa yang mereka berdua ( Irham dan IIm ) renungkan sama dengan apa yang aku renungkan atau tidak...

Aku harus yakin, Aku harus berusaha, dan Aku pasti bisa menjejakkan kakiku di bumi Paris, entah beberapa tahun lagi, fikirku seketika itu sembari mengemasi barang - barangku karena Adzan Isya' sudah berkumandang.....

Pont des Arts, wait for me. I'll Coming !!!!!!!!



Surabaya, 18 Desember 2015 ; 23.49


Kamis, 17 Desember 2015

Revolusi, Rekonstruksi, Re-Conquesta


Kobarkan selalu semangat REVOLUSI  di dalam diri kita...
Manakala langkah kita sudah melenceng terlalu jauh dari tujuan hidup kita...

Lakukanlah REKONSTRUKSI dalam kehidupan kita...
Manakala diri kita belum mampu untuk berubah secara sempurna ke arah yang lebih baik...

Usaha, ikhtiar, serta tawakkal, RE-CONQUESTA adalah hasilnya...
Dimana tujuan kita tercapai, dan kehidupan kita benar - benar bisa berubah ke arah yang lebih baik...

Hmm, pasti pada bingung kan ya sama istilah 3R ini, hehe. Iyapp, mungkin istilah 3R atau lebih tepatnya REVOLUSI - REKONSTRUKSI - RE-CONQUESTA ini belum pernah teman - teman temuin di buku - buku motivasi, ataupun buku sejenisnya. Namun, bahasan - bahasan di buku motivasi pasti sering kok membahas intisari yang terkandung di dalam 3R ini, walaupun namanya bukan 3R banget, hehe :)). Nah, sebenernya pada tulisan saya kali ini kita mau bahas apa sih sebenarnya ??? Apa hubungannya istilah 3R sama kehidupan kita ini ? So, check it out !!

Hakikatnya, dinamika kehidupan bagaikan sebuah roda. Ada kalanya kita berada pada "posisi atas "yang sangat nyaman ( comfort zone ), namun ada saatnya kita akan berada di "posisi bawah" dimana kita benar - benar merasa terpuruk ataupun kesulitan. Namun, perjuangan dalam kehidupan ini bagaikan sebuah tangga, dimana kita harus selalu berusaha untuk terus naik tingkat, dan terus naik tingkat walau hanya selangkah, dua langkah, untuk mencapai suatu tujuan hidup yang besar. Suatu kendaraan membutuhkan bahan bakar / pasokan energi agar bisa bekerja secara optimal. Sama halnya dalam konteks dinamika kehidupan. Dalam perjuangan kehidupan ini kita membutuhkan suatu pasokan energi, agar kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh semangat, tentram, dan sejahtera walaupun semakin banyak tantangan yang menghadang. Apa yang dimaksud dengan pasokan energi ini ? Pasokan energi ini tidak lain adalah Motivasi. Kendaraan semewah apapun jika tidak diisi dengan bahan bakar, tetap saja tidak mau jalan. Sama halnya dengan diri kita sebagai manusia. Sebesar apapun potensi kita, sepandai apapun, jika kita tidak mempunyai motivasi dalam diri kita untuk berusaha menjadi lebih baik, maka potensi tersebut akan tetap terkungkung tanpa termanfaatkan dengan baik. Motivasi juga dapat menjadi sesuatu yang dapat mengusir kejenuhan dan kebosanan manakala kita menemukan kesulitan yang sangat besar dalam meraih suatu tujuan kita. Motivasi akan timbul secara otomatis apabila kita mempunyai impian dan tujuan hidup yang jelas, namun terkadang motivasi juga bisa datang dari luar diri kita, entah dari teman, atau yang lain. Menumbuhkan motivasi tidaklah sulit, yang sulit adalah MENJAGA dan MEMPERTAHANKANNYA. Nah bagaimana untuk menjaga serta mengembalikan motivasi tersebut apabila kita suatu saat merasa benar - benar tidak ada arah hidup , atau kita telah terlalu jauh terlenakan oleh sesuatu yang membuat kita jauh dari tujuan hidup kita ? Jawabannya adalah 3R

Langkah pertama adalah REVOLUSI. Begitu kita sadar bahwa kita sudah "melenceng" terlalu jauh dari hidup kita, segera buat perenungan dan jangan ditunda ! Ingat kembali tujuan awal kita, lalu niatkan dalam hati buat benar - benar berubah menjadi lebih baik. Buat target - target perubahan yang kita inginkan, dan tulislah. Tidak perlu berfikir banyak, apakah targetku realistis atau tidak ? Apakah targetku ketinggian apa enggak ? Apakah nanti aku bakal diketawain orang atau enggak kalo bersikap gini ? STOP, jangan hiraukan bisikan - bisikan itu semua, karena bisa jadi bisikan - bisikan itu semua datangnya dari syaitan. Masih pada inget kan, kalau syaitan itu akan berusaha menghalalkan segala cara untuk mencegah kita sebagai manusia berubah ke arah yang lebih baik ?? Hehehe..

Langkah kedua adalah REKONSTRUKSI. Maksud dari rekonstruksi disini adalah menguatkan segala fondasi yang ada di dalam diri kita, baik itu pengetahuan, keimanan, ibadah, ukhuwah / persaudaraan, jati diri, serta motivasi itu sendiri. Jika seluruh fondasi yang ada di dalam diri kita yang telah disebutkan diatas itu sudah kuat, maka kita tidak akan mudah goyah terhadap segala cobaan maupun kesulitan yang seakan terus berusaha menghalangi proses perubahan diri kita ke arah yang lebih baik...

Langkah ketiga adalah RE-CONQUESTA, yang tidak lain adalah keberhasilan kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik, atau keberhasilan kita untuk kembali fokus ke tujuan hidup awal kita. Re-Conquesta berasal dari kata Conquest yang berarti kemenangan / kejayaan / keberhasilan, atau dalam seruan berbunyi "Raihlah Kejayaan tersebut Kembali !!!". Tidak ada titik maksimum yang benar - benar menyatakan, bahwa kita sudah dikatakan berhasil / jaya / menang, namun istilah Re-Conquesta ini lebih mengarah untuk memotivasi diri kita untuk tetap senantiasa meng-upgrade / meningkatkan kualitas kehidupan kita menjadi lebih baik, walaupun harus mencapai selangkah demi selangkah...

Teruslah berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena tidak ada yang mampu mengubah diri kita menjadi lebih baik, selain diri kita sendiri.

"..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." - Q.S Ar-Ra'd 11


Semoga bermanfaat, dan selamat beraktivitas :)


( S.A.M )

~Ditulis dalam sebuah perenungan menjelang UAS PROSPEN :D

#SemangatPerubahan
#InspirationForBetterLife
#MiracleOfMotivation